Rumah Bolon – Sejarah Dan Ciri Khasnya
Rumah Bolon – Indonesia mempunyai banyak suku salah satunya di Sumatera Utara yaitu Suku Simalungun. Sama seperti yang lainnya Suku ini juga memiliki peninggalan sejarah yaitu rumah adatnya yang di kenal dengan Rumah Balon.
Bolon memiliki arti “Besar” jadi Rumah Bolon adalah rumah besar, bukan hanya itu saja, Rumah adat ini adalah istana Raja Simalungin. Dulu sejak 1624 rumah adat ini sudah di tempati oleh para raja purba sebanyak 14 raja yang memerintah dan tinggal di sini. Berikut ini daftar nama rajanya:
- Pangultop Ultop 1624–1648
- Ranjimman 1648–1669
- Nanggaraja 1670–1692
- Batiran 1692–1717
- Bakkaraja 1718–1738
- Baringin 1738–1769
- Bona Batu 1769–1780
- Raja Ulan 1781–1796
- Atian 1800–1825
- Horma Bulan 1826–1856
- Raondop 1856–1886
- Rahalim 1886–1921
- Karel Tanjung 1921–1931
- Mogang 1933–1947.
Baca Juga: Istana Maimun – Sejarah Yang Menjadi Ikon Kota Medan
Bntuk Rumah Bolon
Bentuknya persegi empat, memiliki model seperti rumah panggung dan tinggi rumah dari tanah sekitar 1,75 meter. Tingginya Rumah adat ini menyebabkan penghuni rumah atau tamu yang ingin masuk ke dalam rumah harus menggunakan tangga. Tangganya terletak di tengah-tengah badan rumah, jadi jika ingin masuk ke dalam rumah harus menunduk. Bagian dalam rumah ini hanya sebuah ruang kosong yang besar dan terbuka tanpa kamar, dan hanya ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang ini sebagai menopang tiap sudut rumah termasuk juga bagian lantai dari Rumah adat ini. Atapnya yang melengkung pada bagian depan dan belakang. Sehingga berbentuk seperti pelana kuda.
Ciri Khas
Lantainya terbuat dari papan dan atap yang terbuat dari ijuk atau daun rumbia. Bagian dalam hanya ruangan besar kosong yang tidak terbagi-bagi atas kamar. Tetapi, bukan berarti bahwa tidak ada pembagian ruang di dalam Rumah adat ini. Ruangan terbagi atas tiga bagian di antaranya jabu bona atau ruangan belakang (Dikhususkan untuk kepala keluarga rumah), di sudut sebelah kanan, ruangan jabu soding (Khusus untuk anak perempuan pemilik rumah. Yaitu para istri tamu yang datang dan tempat diadakannya upacara adat), terletak di sudut sebelah kiri yang berhadapan dengan jabu bona, ruangan jabu suhat letaknya di sudut kiri depan (Dikhususkan bagi anak lelaki tertua yang sudah menikah). ruangan tampar piring berada di sebelah jabu suhat, dan ruangan Jabu Tongatonga ni Jabu Bona.
Ruangan tampar piring yaitu ruangan untuk tamu. ruangan Jabu Tongatonga ni Jabu Bona khusus untuk keluarga besar. Rumah adat ini sebagian besar terbuat dari kayu dan tidak menggunakan paku. Untuk menyatukan bahan-bahan rumah hanya menggunakan tali. Di ikatkan ke kayu dengan kuat supaya rangka rumah tidak longgar ataupun rubuh. Pada badan Rumah Bolon ada berbagai ukiran atau gambar yang memiliki makna sesuai dengan kehidupan masyarakat Batak.