Kota Tanjung Balai – Sejarah Dan Letak Geografinya

bagikan

Kota Tanjung Balai merupakan salah satu kota yang ada di Sumatera Utara yang memiliki luas wilayah 60.52 km persegi dan penduduk sekitar 175.250 jiwa di tahun 2020.

Sejarah-Kota-Tanjung-Balai-Dan-Letak-Geografinya (1)

Kemudian di tahun 2023 terakhir jumlah penduduk di sini adalah sebanyak 183.636 jiwa. Kota ini terletak di pinggir sungai asahan yaitu sungai yang terpanjang di Sumut. Sebelum diperluas dari hanya 199 ha (2 km²) menjadi 60,52 km² Kota Tanjungbalai pernah menjadi kota terpadat di Asia Tenggara. Dengan jumlah penduduk sekitaran 40.000 orang. Dan kepadatan penduduk lebih kurang 20.000 jiwa per km².

Sejarah Kota Tanjung Balai

Pada 392 tahun lalu ketika penobatan Sultan Abdul Jalil sebagai sultan pertama Kesultanan Asahan di kampung tanjung pada tahun 1620. Menurut cerita rakyat asal nama Tanjung Balai bermula dari sebuah balai yang ada pada sekitar ujung tanjung di muara sungai Silau, aliran sungai Asahan. Kemudian balai itu disinggahi dan menjadi ramai karena letaknya yang strategis sebagai tempat melintas bagi orang-orang yang ingin berpergian ke hulu Sungai Silau dan Sungai Asahan.

Ayahanda Sultan Abdul Jalil yaitu Sultan Kerajaan Aceh Sultan Iskandar Muda mangkat pada tanggal 27 Desember kemudian dijadikan sebagai hari lahir Kota Tanjung Balai yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan DPRD Kotamadya Tanjung Balai, No 4 / DPRD / TB / 1986 tanggal 25 November. Kerajaan Asahan dulunya diperintah oleh 8 orang sultan. Sultan pertama adalah Sultan Abdul Jalil, awal memerintah pada tahun 1620. Sedangkan sultan terakhir adalah Sultan Syaibun Abdul Jalil Rahmadsyah yang memerintah sampai tahun 1933. Kemudian meninggalnya Sultan Syaibun Abdul Jalil Rahmadsyah di Kota Medan pada tanggal 17 April 1980. Lalu dimakamkan dalam lingkup lahan Masjid Raya Tanjung Balai.

Pada masa penjajahan Belanda, Kota Tanjung Balai perkembangannya semakin meningkat dan strategis. Kemudian kota ini dijadikan sebagai Gementee, hal ini sejalan dengan berdirinya perkebunan di daerah Asahan dan Sumatera Timur. Pembuatan jembatan dan jalur kereta api mempermudah akses ke Kota Tanjung Balai. Dan pembangunan jalur transportasi seperti jalan. Hasil-hasil dari perkebunan ini dipasarkan dengan lancar ke luar negeri melalui pelabuhan Tanjung Balai. Kemudian Kota Tanjung Balai berkembang sebagai kota pelabuhan yang diperhitungkan di pantai timur Sumatera Utara.

Baca Juga: Upacara Adat Di Sumatera Utara Yang Masih Dilestarikan

Letak Geografi

Letak-Geografi 

Kota yang letaknya berada di antara 2°58’00” LU (Lintang Utara) dan 99°48’00” BT (Bujur Timur). Luas wilayah 60,52 km², Kota Tanjung Balai menjadi titik tengah pertemuan bagi dua sungai besar yang bermuara ke Selat Malaka, diantaranya yaitu Sungai Silau dan Sungai Asahan. Dan Kota ini mempunyai sebuah pelabuhan bernama Pelabuhan Teluk Nibung. Berlokasi di Kecamatan Teluk Nibung. Pelabuhan Teluk Nibung adalah pelabuhan tertua kedua di provinsi Sumatera Utara. Yang pertama adalah Pelabuhan Belawan.

Pelabuhan Teluk Nibung keberadaannya dikenal sejak zaman kolonial Belanda sebagai pelabuhan internasional yang memiliki kegiatan ekspor-impor yang cukup ramai. Karena berdekatan dengan negara Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kota ini juga memiliki jembatan terpanjang di provinsi Sumatera Utara, panjangnya sekitaran 600 m yang menghubungkan Kota Tanjung Balai dengan desa Sei Kepayang Kiri, Sei Kepayang Kanan (Kabupaten Asahan) dan Sei Kepayang Tengah. Open Stage yang berdiri megah di lapangan pasir yang menjadi kebanggaan masyarakat Tanjung Balai.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *