Tradisi Mangulosi – Kepercayaan Dan Adat Batak Yang Dilestarikan

bagikan

Tradisi Mangulosi – Indonesia mempunyai beragam suku-bangsa yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Salah satunya ditandai dari adat, tradisi, dan bahasa.

Tradisi-Mangulosi---Kepercayaan-Dan-Adat-Batak-Yang-Dilestarikan

Mangulosi merupakan sebuah proses mengalungkan kain Ulos ke pundak orang lain yang lebih muda. Maknanya yakni sebagai bentuk pemberian perlindungan dari segala gangguan. Tradisi ini dilakukan oleh para kerabat yang masuk ke dalam partuturan, lalu dilihat berdasarkan kedudukan rendah dari segi adat, misalnya orang tua kepada anak. Bukan itu saja mangulosi juga dilakukan ketika upacara pernikahan Batak, nantinya Mangulosi akan dilakukan oleh Tulang atau Paman kepada kedua pengantin. Proses ini adalah ciri khas relasi dalam keluarga Batak.

Tradisi Mangulosi

Mangulosi merupakan suatu kegiatan adat yang sangat penting bagi masyarakat suku batak. Tradisi ini ada di dalam kegiatan seperti upacara pernikahan, kelahiran, dan dukacita, ulos selalu menjadi bagian adat yang selalu diikutsertakan. Menurut pandangan nenek moyang orang batak, “kehangatan” adalah salah satu unsur yang memberikan kehidupan bagi tubuh manusia. Jika di ingat-ingat orang-orang batak dulunya memilih hidup di dataran yang tinggi sehingga memiliki temperatur yang dingin. Begitu pula dengan hutan dan kampung yang ada di daerah tapanuli umumnya dikelilingi dengan pepohonan bambu. Yang mempunyai kegunaan bukan hanya sebagai pagar untuk menjaga serangan musuh saja, namun juga untuk menahan terjangan angin yang dapat membuat tubuh menggigil kedinginan.

Moyang orang batak meyakini 3 hal yang memberi kehidupan bagi tubuh manusia, diantaranya adalah: Darah, Nafas dan Kehangatan. Kemudian “rasa hangat” menjadi suatu kebutuhan yang setiap saat di inginkan. Dan ada 3 “sumber kehangatan” yang diyakini oleh moyang suku batak diantaranya adalah: matahari, api dan ulos. Matahari terbit dan terbenam dengan sendirinya setiap hari. Api dapat dinyalakan kapan saja, namun tidak praktis digunakan untuk menghangatkan tubuh, seperti contoh kita harus menjaga besarnya api setiap saat sehingga tidur pun terganggu. Tetapi berbeda dengan Ulos yang sangat praktis digunakan di mana saja dan kapan saja.

Baca Juga: Serampang Dua Belas – Tarian Khas Melayu Sumatera Utara

Makna Ulos Bagi Suku Batak

Makna-Ulos-Bagi-Suku-Batak

Perkembangan Ulos yang sampai sekarang masih berlanjut membuat fungsinya menjadi beragam. Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan cara pandang pada setiap sub-suku Batak. Jadi jangan heran dan khawatir jika sekarang bentuk, ukuran, ataupun motif Ulos ditemukan berbeda-beda. Namun, dari proses produksi tidak ada perbedaan yang begitu mencolok, hanya dari bahan baku, desain, dan juga cara pengerjaan saja. Selebihnya, pembuatan Ulos asli masih sama-sama ditenun. Bagi mereka (Suku Batak), Ulos memang menjadi kain yang berharga dalam keberlangsungan hidup mereka. Menjaga warisan budaya serta tradisi adalah cara untuk menghargai pusaka adat. Dengan begitu, produksi Ulos masih kuat sekali di Tanah Batak. Salah satu contohnya ada di Kabupaten Tapanuli Utara, tercatat ada sekitaran 3000 orang yang bekerja sebagai pengrajin.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *